Ron Sulut

Kamu yang Tak Pernah Banyak Meminta, Justru Kesederhanaanmu yang Membuatku Ingin Selalu Berusaha


Sejak mengenalmu dari dirimulah aku belajar makna memberi dan menerima. Bahwa cinta adalah tentang mencukupi tanpa harus selalu terlebih dulu dimintai. Bahwa ikhlas adalah senyumanmu saat aku belum sepenuhnya bisa membuatmu bangga, saat diriku kadang masih saja membuatmu sedih dan kecewa.

Walau kita belum lama kenal, namun Kau telah mengajarkanku banyak hal. Tentang diriku, tentang kehidupan. Walau kau tak pernah banyak meminta, izinkanlah aku kali ini memberikan yang terbaik yang aku bisa. Bukan hanya lewat kata-kata. Namun juga tindakan nyata.

Selama ini kaulah yang setia mendampingi. Meski hanya melalui komunikasi, Pribadimu dewasa dan menggenapi, membuatku berhenti mencari

Bisa dihitung dengan jari, momen kau bertanya mengapa padamu aku jatuh cinta. Padahal jawabannya mudah saja: bersamamu, hubungan dua manusia terasa dewasa dan minim drama.

Beberapa kali aku menjalin cinta dengan seseorang yang akhirnya tak bisa kupertahankan. Entah karena perbedaan cara pandang, pribadi yang bertentangan, atau saran keluarga untuk bubar, kami akhirnya sadar bahwa berpisah memang satu-satunya jalan. Dan aku tak bisa bilang itu tak menyakitkan.

Bukannya membanding-bandingkan. Namun bersamamu, aku bersyukur karena akhirnya mendapatkan pasangan yang bisa kuandalkan. Bukan hanya untuk hari ini, namun juga masa depan. Denganmu cinta bukan hanya formula kata-kata manis, namun juga kerelaan untuk memaafkan saat salah satu dari kita terbentur kekhilafan. Pun penyemangat saat yang lain mesti terantuk batu karang.

Kau lugas tanpa rahasia, lebih banyak memberi daripada meminta. Tak ada pilihan bagiku selain jatuh cinta.

Kau memaksa. Memang terkadang, kau bisa sedikit keras kepala.

Jujur, katamu, kau memang tak dibesarkan dalam keluarga yang kaya-raya. Jika menginginkan sesuatu, kau harus berjuang untuk mendapatkannya. “Aku mau adik-adikku bisa hidup lebih nyaman dari aku,” tuturmu. “Senang rasanya ngirim uang ke rekening mereka barang beberapa ratus ribu. Mungkin untuk ditabung, mungkin bisa buat beli buku…”

Di saat banyak gadis lain yang manja dan meminta-minta, kau fokus berjuang untuk memberi sebanyak-banyaknya. Bagaimana aku bisa tak jatuh cinta?

Aku tahu kau tak pernah meminta. Namun izinkanlah diriku membuatmu bahagia, lewat sebuah tindakan nyata

Sulit menebak apa yang kau mau saat dirimu nyaris tak pernah meminta. “Apa ya? Hahaha. Aku sudah semua punya yang kubutuhkan, kok,” katamu, saat aku mencoba bertanya.

Namun ini bukan soal mencukupi kebutuhan sandang-pangan-papan. Ini soal membahagiakan seseorang yang istimewa dengan mewujudkan apa yang menjadi keinginannya.

Cinta tak datang begitu saja pada kita; ia ada karena kau dan aku berusaha. Dan diriku punya ribuan alasan untuk tetap mengusahakannya

Sapaanmu kala pagi yang masih sanggup mengecup lubuk hati,

Pertanyaan-pertanyaan remeh yang sebenarnya adalah bentuk tulus dari perhatian,

Saat kau berkata, “Aku ingin lebih keras bekerja.” Membuktikan pada perusahaan bahwa dirimu memang layak mereka terima.

Namun hari-hari denganmu adalah waktu yang kuharap tak akan ada ujungnya. Sebanyak apapun momen yang pernah kita habiskan bersama, aku menginginkan jauh lebih banyak lagi canda dan tawa. Dan dalam hidupku, kau yang paling mahir menghadirkannya.

Kau mandiri dan dewasa, lebih ingin memberi ketimbang menerima. Namun percayalah, kau berhak dibuat bahagia. Dan setelah apa yang kau lakukan untukku selama ini, bukankah sudah waktunya bagiku untuk membalasnya?

Aku ingin membuktikan secara nyata apa yang kurasa. Bolehkah kali ini, kubuat kau merasa bahagia?

Dariku, untukmu yang jauh disana!

Form : Hpw
Editor : Faridz Ragil Ramdhani

4 Responses to "Kamu yang Tak Pernah Banyak Meminta, Justru Kesederhanaanmu yang Membuatku Ingin Selalu Berusaha"

  1. Andai aq bs jd seperti itu.. Sayangnya belum..
    Wew...

    ReplyDelete
    Replies
    1. The above article is about you

      Delete
    2. Form : Hpw
      Editor : Faridz Ragil Ramdhani

      Sepertinya anda hanya editornya saja...

      Delete
  2. Subhanallah,,,seperti kisahku dengan dia.. hiikkss😥

    ReplyDelete

Berkomentarlah yang Bijak